Langit biru telah kelabu
Awan berarak sendu
Bumi bertasbih senandung lirih
Gerimis pun membasahi
Sudut-sudut hati
Tumpahkan semua
Puisi rasa dalam nyata
Ku biarkan hujan mengawal rinduku
Padamu yang indah di sana
Ku hanyutkan hati menebus cintamu
Dan aku pun merasa bahagia
Ku biarkan hujan mengawal rinduku
Padamu yang indah di sana
Ku hanyutkan hati menebus cintamu
Dan aku pun mengejar
Ku biarkan hujan mengawal rinduku
Padamu yang indah di sana
Ku hanyutkan hati menebus cintamu
Dan aku pun mengejar, dan aku pun mengejar bahagia,
Bahagia...
Kamis, 27 Juli 2017
Kamis, 20 Juli 2017
:: Berdamai dengan Niat ::
Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.
-HR. Bukhori dan Muslim
Alhamdulillah..
Sekarang masih diizinkanNya untuk menghirup udara bumi.
Tak terasa umur sudah semakin bertambah,
atau sesungguhnya semakin berkurang.
Gemerlap dunia yang telah membutakan,
nafsu yang telah menguasai menuju kehinaan,
dan sering dirasakan saat ini.
Mungkin selama ini kita asyik bermain,
sibuk membeli "jajanan" yang bermacam-macam.
Lupa bahwa dunia ini hanya sementara,
sedang niat tak terarah.
Niat yang tak terarah? Yap.
Niat itu, jika tak dijaga baik-baik,
bakal tak menentu tujuannya.
Mari kita lihat definisi niat.
Niat secara istilah artinya keinginan seorang untuk mengerjakan sesuatu,
tepatnya di hati bukan di lisan.
Namun, mungkin terkadang belum bisa menyelaraskan antara hati dan lisan kita.
Ngomongnya ikhlas, tapi tak tulus.
Melihat fenomena saat ini, di zaman serba canggih,
lebih dari setengah populasi akan membagi ceritanya setiap saat.
Setiap detik, menit, jam, bahkan satu hari full kita akan tahu aktivitasnya.
Dan hati-hatilah apabila niat membagi kita salah sasaran.
Karena, akan banyak sifat-sifat yang akan menghasut niat.
Ujub, ria, sombong, dan kawan-kawannya,
mereka akan mencoba untuk mengalihkan tujuan baik kita.
Kebanyakan dari kita mungkin tak sadar,
tapi mereka bener-bener dekat dengan niat, bahkan sangat dekat.
Awalnya mungkin ikhlas,
tapi tak tau akhirnya, setelah dipuji, disanjung, Bagaimana?
Sebenarnya apa si yang diharapkan dari pujian orang lain?
Klo kata ustadz, pujian manusia itu hanya sebatas lidah mereka,
yang kita butuhkan itu adalah Pujian Alloh, yang indah sekali.
Coba renungkan,
Apa benar niat ini sudah lurus?
Apa benar niat ini tak ternodai dengan ujub, ria, atau sombong?
Coba periksa, periksa lagi.
Jika ragu, mending tak usah dibagikan dulu,
kita banyak-banyakin istigfar.
Karena bisa jadi,
postingan kita akan mengundang kemudharatan, sia-sia saja.
Yuk perbaiki niat, banyakin istigfar untuk tiap amalan kita.
Perbaiki niat dengan melihat kebesaran Alloh.
Maka itu lebih nikmat, berkah.
Semoga bermanfaat.
Sebagai bahan renungan bersama,
begitu pula saya yang masih perlu banyak memperbaiki diri.
Semoga hijrah kita membawa berkah.
Aamiin.
Sore tadi,
25 Syawal 1438
Rabu, 19 Juli 2017
Assalamu'alaykum! Mari bebersih!
Yap.. ini pertama kalinya posting kembali di tahun 2017.
Bagaimana 2016 kemaren?
Saya? Alhamdulillah..
Banyak banget yang Alloh berikan ke saya.
Kisah pahit dan manis yang membuat saya banyak belajar,
Belajar hidup di bumi ini dan bekal di akhirat nanti.
Ada banyak hikmah dan nikmat yang Alloh sisipkan disetiap kisahnya,
belajar untuk banyak2 bersyukur.
Alloh baik banget yaa..
Selanjutnya mungkin blog ini bakal diaktifkan kembali,
walau memang dasarnya gak pernah aktif juga si hehe.
Bakal coba posting hal-hal yang bermanfaat, Insyaa Alloh.
Bagaimana 2016 kemaren?
Saya? Alhamdulillah..
Banyak banget yang Alloh berikan ke saya.
Kisah pahit dan manis yang membuat saya banyak belajar,
Belajar hidup di bumi ini dan bekal di akhirat nanti.
Ada banyak hikmah dan nikmat yang Alloh sisipkan disetiap kisahnya,
belajar untuk banyak2 bersyukur.
Alloh baik banget yaa..
Selanjutnya mungkin blog ini bakal diaktifkan kembali,
walau memang dasarnya gak pernah aktif juga si hehe.
Bakal coba posting hal-hal yang bermanfaat, Insyaa Alloh.
Sabtu, 25 Juni 2016
[Lirik] Maher Zain - Ramadhan (Bahasa Version)
Ku menantimu, Saban waktu
Bangkit jiwaku..
Kau suluh hatiku, Dengan sinar
Kudus kasihmu..
Kudus kasihmu..
Ku harap kan terus
Bersamamu selamanya
Bersamamu selamanya
Ramadan.. Ramadan..
Ramadan.. di hati
Ramadan.. Ramadan..
Ku mohon usah pergi
Ramadan.. di hati
Ramadan.. Ramadan..
Ku mohon usah pergi
Rahmat melimpah
Damainya ku rasakan
Damainya ku rasakan
Ramadan bulan al-Quran
Mendidik jiwaku, Menyuburkan iman
Mendidik jiwaku, Menyuburkan iman
Ku harap kan terus
Bersamamu selamanya..
Bersamamu selamanya..
Ramadan.. Ramadan..
Ramadan.. di hati
Ramadan.. Ramadan..
Ku mohon usah pergi
Ramadan.. di hati
Ramadan.. Ramadan..
Ku mohon usah pergi
Sememangnya kau ku nantikan
Hadirmu hidupkan suram di jiwaku
Dan ku berjanji, Akan ku teruskan
Semangatmu itu, Sepanjang hidupku
Hadirmu hidupkan suram di jiwaku
Dan ku berjanji, Akan ku teruskan
Semangatmu itu, Sepanjang hidupku
Oh Ramadan..
Ramadan.. Ramadan..
Ramadan.. di hati
Ramadan.. Ramadan..
Ku mohon usah pergi..
Ramadan.. di hati
Ramadan.. Ramadan..
Ku mohon usah pergi..
(2x)
Ku mohon usah pergi..
Selasa, 14 Juni 2016
Mutiara Ramadhan, untuk Kita
Dari
Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
berkhutbah pada hari terakhir bulan Sya’ban: Wahai manusia telah datang kepada
kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, didalamnya ada malam yang lebih
baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya
sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan
diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban,
maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran,
dan kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan
rizki orang beriman. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka
diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti
orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun ». kami
berkata : »Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Tidak semua kita dapat
memberi makan orang yang berpuasa ? ». Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:” Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun
dengan satu biji kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana
awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka (HR Al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al-Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani)
Sembilan
hari sudah kita menjamu bulan super istimewa.
Bulan kecintaan Allah. Ramadhan. Melakukan kewajiban pada bulan itu, nilainya sama
dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan
lainnya. Shaum ikhlas diganjar taqwa. Melakukan amalan sunnat, terbayar pahala
wajib. Memberi makan orang berpuasa, sama berpahala dengan puasa itu sendiri.
Melakukan tarawih, nilainya sama dengan shalat semalam suntuk. Benar-benar
bulan obral. Obral berkah, obral pahala. -Eki
Perjuangan
melawan hawa nafsu, pasti dilalui. Awal Ramadhan pun bertekad untuk
mengokohkan benteng hati dari musuh hawa nafsu. Tidak mudah, tetapi itulah
penawarnya. Nafsu makan, nafsu amarah dan berbagai nafsu lainnya yang hanya
dapat ditundukkan dengan puasa. Maka puasa itu metode terbaik.
Selama berpuasa, Rasulullah SAW
memperbanyak amalan saleh, berdoa, dan beristighfar, khususnya menjelang
berbuka. Semua perbuatan yang tidak bermanfaat dijauhinya, apalagi yang
diharamkan Allah. Selama berpuasa, beliau mengokohkan dakwah, memperbanyak
sedekah, mewujudkan keharmonisan dalam keluarga, dan amalan saleh lainnya.
Indah sekali…
---
Mutiara Ramadhan untuk kita, beruntunglah kita masih dapat merasakannya..
Selamat berpuasa.. Mohon maaf lahir dan batin..
Ramadhan,
I’m in love
9 Ramadhan
1437 H
-For my super sister.. Terimakasih
atas ilmunya ^^-
Takseindahbidadari.blogspot.co.id
Takseindahbidadari.blogspot.co.id
Ketika Dakwah Meminta Dirimu..
Dakwah
itu bagaikan menuju dasar laut, semakin kedasar, semakin banyak rintangannya..
Dakwah
itu mudah, tapi susah dijalani.. selalu, dan selalu banyak rintangan
didalamnya.
Entah itu hal kecil maupun hal besar.
Entah itu hal kecil maupun hal besar.
Dakwah
itu bukan segalanya melelahkan, memberatkan, membosankan, justru dari
melelahkan, memberatkan, membosankan itu akan muncul amalan-amalan dan
kisah-kisah hidup yang berarti..
Dakwah..
Dakwah itu dimulai dari benih hingga menjadi bunga yang indah, berbuah manis :)
Dakwah itu dimulai dari benih hingga menjadi bunga yang indah, berbuah manis :)
---
Naah, kayaknya udh lama ya nda
ngepost di blog ini. Setelah berbenah-benah, alhamdulillah kali ini diberi
kesempatan untuk berbagi tentang dakwah...
---
Bicara tentang dakwah, apasih
dakwah itu?
Dakwah adalah menyeru, memanggil,
dan mengajak ke arah kebaikan.. singkatnya seperti itu...
---
Jalan
dakwah itu dikelilingi oleh “makruh” (hal-hal yang tidak disukai), penuh
dengan bahaya, dipenjara, dibunuh, diusir dan dibuang. Barangsiapa ingin
memegang suatu prinsip atau menyampaikan dakwah, maka hendaklah itu semua sudah
ada dalam perhitungannya.
Dan barangsiapa menginginkan dakwah
tersebut hanyalah merupakan tamasya yang menyenangkan, kata-kata yang baik,
pesta yang besar dan khutbah yagn terang dalam kalimat-kalimatnya, maka
hendaklah dia menelaah kembali dokumen kehidupan para rasul dan para da`i yang
menjadi pengikut mereka, sejak dien ini datang pertama kalinya sampai sekarang
ini.
Dakwah islamiyah telah menyumbangkan
keteladanan yang tiada bandingannya. Telah banyak berkorban putra-putra Islam
di atas jalan ini sepanjang sejarah. Darah mereka menjadi api obor bagi
generasi-generasi yang datang sesudah mereka.
Jika Hasan Albana telah dibunuh di
jalan protokol terbesar di kota Qahirah, yakni di lapangan Ramses, dan kemudian
dihabisi nyawanya di kamar bedah rumah sakit. Tidak ada yang menshalati
jenazahnya selain empat orang perempuan saja. Namun darahnya telah menghidupkan
generasi-generasi sesudahnya di bumi ini.
Jika Abdul Qadir Audah, Muhammad
Farghali, Yusuf Thal`at, Hamdawi Dawir, Ibrahim Thayyib, Mahmud Lathif, Sayyid
Quthub, Abdul Fattah Isma`il, Muhammad Yusuf Hawwasy, Shaleh Sirriyah dan karim
Al Anadluli serta yang lain --yang merupakan pejuang dakwah-- dibunuh, namun
darah mereka tidak hilang sia-sia. Darah mereka laksana api yang menggelegarkan
dada-dada generasi Islam yang berusaha untuk menegakkan Dien Allah.
---
Sesungguhnya
jalan dakwah adalah jalan yang panjang dan sukar. Semuanya berduri, semuanya
pengorbanan. Bahkan mungkin meninggal dunia sedangkan kita belum mencapai satu
buahpun dari hasil perjuangan. Tapi ingatlah dakwah itu selalu berbuah manis :)
"Dan Allah benar-benar akan menolong sesiapa yang
menolongNya."(Al-Haj
: 40)
--Untuk
Saudara/i ku yang sedang berjuang di jalan ini--
http://www.arrahmah.com/read/2012/01/17/17463-syaikh-abdullah-azzam-rahimahullah-dakwah-dan-pengorbanan.html#sthash.UqGztpa5.dpuf
Rabu, 17 Juli 2013
3 Pengorbanan Rasulullah yang Mengharukan
Besarnya
kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah untuk umatnya, kasih sayang itu, bahkan
menjadi sifat Rasulullah yang difirmankan Allah Ta'ala:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
"Sungguh
telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin" (QS. At-Taubat : 128)
1. Selalu Menginginkan Keselamatan dan Kebaikan bagi Umatnya
2. Memberi Syafaat bagi Umatnya
Inilah kasih sayang dan pengorbanan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang kedua, yang tidak dimiliki oleh para nabi sebelumnya. Yakni syafaat untuk umat.
Sebenarnya, setiap Nabi diberikan doa mustajab oleh Allah. Namun, nabi-nabi sebelumnya telah menggunakan doa tersebut, sebagiannya sebagai senjata pamungkas untuk menghancurkan orang-orang kafir dengan adzab Allah. Adapun Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menyimpan doa tersebut sebagai syafaat bagi umatnya, kelak di hari hisab.
Rasulullah bersabda:
Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur'an mengatakan,
"Allah tidak mengatakan 'rasul dari kalian' tetapi mengatakan 'dari kaummu
sendiri'. Ungkapan ini lebih sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih
menunjukkan ikatan yang mengaitkan mereka. Karena beliau adalah bagian dari
diri mereka, yang bersambung dengan mereka dengan hubungan jiwa dengan jiwa,
sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif."
Sedangkan Ibnu Katsir dalam Tafsir Qur'anil Adzim berkata, "Allah
SWT menyebutkan limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada orang-orangy mukmin
melalui seorang rasul yang diutus oleh-Nya dari kalangan mereka sendiri, yakni
dari bangsa mereka dan sebahasa dengan mereka."
Diantara kasih sayang dan pengorbanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
adalah tiga hal berikut:
Rasulullah senantiasa menginginkan keselamatan dan kebaikan bagi umatnya,
meskipun pada saat itu mereka masih menentang dakwah Rasulullah. Bahkan
memusuhi dan menyakiti hati Sang Nabi. Rasulullah tidak ingin umatnya diadzab
Allah, meskipun malaikat telah datang menawarkan bantuan, seakan malaikat itu
sudah tidak sabar dengan penderitaan Muhammad akibat permusuhan kaum/kabilah
tertentu.
Hari itu, Rasulullah berdarah-darah. Kakinya terluka oleh lemparan batu penduduk
Thaif. Bukannya menerima dakwah Rasulullah, mereka justru mengusir Rasulullah
dengan cacian dan batu. Betapa sedih hati Rasulullah saat itu. Kesedihannya
bukan karena merasakan sakitnya darah mengalir, tetapi karena umatnya belum
mendapat hidayah. Jika air mata Rasulullah berlinang pada saat itu, itu bukan
karena perihnya luka, tetapi karena sayangnya beliau kepada umat.
Rasulullah kemudian bersimpuh, berdoa kepada Allah dengan doa yang menyayat
hati, terutama bagi Zaid bin Haritsah yang menemani beliau saat itu: "Ya
Allah, kepadaMu juga aku mengadukan kelemahan kekuatanku, kekurangan siasatku
dan kehinaanku di hadapan manusia. Engkau Yang Paling Pengasih, Engkau adalah
Tuhannya orang-orang lemah, Engkaulah Tuhanku, kepada siapa hendak Kau serahkan
diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, ataukah musuh yang akan
menguasai urusanku? Aku tidak peduli asalkan Engkau tidak murka kepadaku, sebab
sungguh teramat luas rahmat yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung
dengan DzatMu yang menyinari segala kegelapan dan yang karenanya urusan dunia
dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menurunkan kemarahanMu kepadaku
atau murka kepadaku. Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha. Tidak
ada daya dan kekuatan selain denganMu"
Saat itulah kemudian malaikat datang kepada beliau dengan menawarkan bantuan
untuk menghukum penduduk Thaif. "Wahai Rasulullah, berilah aku perintahmu.
Jika engkau mau aku menghimpitkan kedua bukit ini pun niscaya aku akan
lakukan!"
Rasulullah menjawab, "Jangan... Jangan! Bahkan aku berharap Allah akan
mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang akan menyembah Allah
semata, tidak disekutukanNya dengan apa pun... !" Berkat doa Rasulullah
ini, beberapa tahun kemudian penduduk Thaif menjadi ahli tauhid. Bahkan ketika
ada kasus murtad sepeninggal Rasulullah, Thaif merupakan salah satu daerah yang
steril dari kemurtadan.
Pada kesempatan yang lain, sahabat beliau Thufail bin Amr datang mengadukan
kaumnya yang tidak mau menerima dakwah, bahkan menentangnya. Thufail meminta
Rasulullah berdoa kepada Allah untuk kehancuran penduduk Daus, namun beliau
berdoa dengan doa lain yang membuatnya terpesona. “Ya Allah, tunjukilah
penduduk Daus dan bawalah mereka ke sini sebagai orang-orang Islam,” berkat doa
Rasulullah ini, kelak ketika seusai perang Khaibar penduduk Daus datang ke
Madinah untuk memberikan kabar gembira keislaman mereka. Tak kurang dari 80
keluarga datang bersama Thufail saat itu.
Demikian juga dalam banyak kesempatan yang lain. Ketika orang-orang Quraisy dan
kafir lainnya menentang Rasulullah dan mencaci makinya, beliau kerap membalas
kejahatan mereka dengan doa: "Allaahummahdii qaumii, fainnahum laa
ya'lamuun" (Ya Allah, ampunilah kaumku. Sesungguhnya mereka belum
mengetahui).
Keinginan Rasulullah agar umatnya berada dalam keselamatan dan kebaikan serta
terhindar dari adzab ini diijabahi Allah dengan ketentuanNya. Dia
mengistimewakan umat Muhammad dengan tidak menurunkan adzab kepada mereka.
Tidak seperti kaum terdahulu, di saat mereka ingkar kepada ajaran Nabi, mereka
dihukum dengan adzab yang menghancurkan dan menghabisi riwayat kaum tersebut.
Inilah kasih sayang dan pengorbanan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang kedua, yang tidak dimiliki oleh para nabi sebelumnya. Yakni syafaat untuk umat.
Sebenarnya, setiap Nabi diberikan doa mustajab oleh Allah. Namun, nabi-nabi sebelumnya telah menggunakan doa tersebut, sebagiannya sebagai senjata pamungkas untuk menghancurkan orang-orang kafir dengan adzab Allah. Adapun Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menyimpan doa tersebut sebagai syafaat bagi umatnya, kelak di hari hisab.
Rasulullah bersabda:
لِكُلِّ نَبِىٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِىٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّى اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِى شَفَاعَةً لأُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَهِىَ نَائِلَةٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِى لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
"Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab, maka
setiap nabi menyegerakan doanya. Dan sesungguhnya aku menyembunyikan doaku sebagai
syafa'at bagi umatku pada hari kiamat. Dan insya Allah syafa'atku untuk setiap
orang yang mati dari kalangan umatku dalam keadaan tidak menyekutukan Allah
dengan sesuatu apa pun" (HR. Muslim)
Subhanallah… Rasulullah bersabar dengan kesabaran yang sempurna, bahkan tidak dimiliki oleh Nabi sebelumnya, untuk tidak menggunakan "doa pamungkas" itu kecuali di akhirat nanti, sebagai syafaat bagi umatnya.
Dalam hadits lain yang sangat panjang, dikisahkan bahwa nanti di hari kiamat manusia ingin memperoleh syafaat. Mereka datang meminta syafaat kepada Nabi Adam, Ibrahim, Nuh, Musa, dan Isa. Tetapi semuanya malu meminta syafaat kepada Allah. Maka mereka pun mendatangi Rasulullah, dan beliau pun memintakan syafaat kepada Allah.
3. Meringankan Sakaratul Maut Umatnya
Kasih sayang dan pengorbanan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak kalah besarnya terjadi pada akhir hayat beliau. Saat itu, Malaikat maut ditemani Jibril datang kepada beliau mengabarkan hendak mencabut nyawa beliau.
“Bolehkah aku masuk?” kata seseorang yang mengetuk pintu rumah Rasulullah. Saat itu Fatimah menunggui sang Nabi.
“Maaf, ayahku sedang demam,” jawab Fatimah.
Tetapi, Rasulullah yang tahu bahwa tamu itu adalah malaikat, beliau menyuruh Fatiman mempersilakan. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” Fatimah menahan tangis, sadar akan berpisah dengan ayah tercinta.
Malaikat maut datang menghampiri, lalu mengajak Jibril setelah Rasulullah menanyakannya.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah, suaranya telah melemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu, ” kata Jibril.
Di saat seperti itu, Rasulullah tetap memikirkan umatnya. Beliau tidak puas dengan jawaban Jibril untuk beliau saja.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini wahai kekasih Allah?” tanya Jibril. “Wahai Jibril, bagaimana dengan nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Setelah itu, sesuai perintah Allah, malaikat maut perlahan-lahan mencabut ruh Rasulullah. Fatimah dan Ali yang duduk di dekat Nabi tak kuasa menahan air mata. Bahkan Jibril juga tak "tega." Namun, Rasulullah justru meminta agar beliau menanggung sakaratul maut umatnya.
“Ya Allah, dahsyat nian sakaratal maut ini, biarlah aku menanggung sakaratul maut ini, jangan (beratkan sakaratul maut) pada umatku," pinta Rasulullah. Setelah berwasiat “Ummatii, ummatii, ummatiii!” beliaupun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Sang Nabi terakhir yang sangat mencintai umatnya itupun menghadap Allah untuk selamanya. Fatimah dan Ali tak kuasa menahan duka dan kesedihan.
Kita pun sangat pantas bersedih, bahkan di saat kita belum melakukan apapun untuk Islam, Rasulullah telah menanggung (sebagian) sakitnya sakaratul maut kita.
http://www.bersamadakwah.com/2013/01/ceramah-maulid-nabi-3-pengorbanan.html
Subhanallah… Rasulullah bersabar dengan kesabaran yang sempurna, bahkan tidak dimiliki oleh Nabi sebelumnya, untuk tidak menggunakan "doa pamungkas" itu kecuali di akhirat nanti, sebagai syafaat bagi umatnya.
Dalam hadits lain yang sangat panjang, dikisahkan bahwa nanti di hari kiamat manusia ingin memperoleh syafaat. Mereka datang meminta syafaat kepada Nabi Adam, Ibrahim, Nuh, Musa, dan Isa. Tetapi semuanya malu meminta syafaat kepada Allah. Maka mereka pun mendatangi Rasulullah, dan beliau pun memintakan syafaat kepada Allah.
3. Meringankan Sakaratul Maut Umatnya
Kasih sayang dan pengorbanan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak kalah besarnya terjadi pada akhir hayat beliau. Saat itu, Malaikat maut ditemani Jibril datang kepada beliau mengabarkan hendak mencabut nyawa beliau.
“Bolehkah aku masuk?” kata seseorang yang mengetuk pintu rumah Rasulullah. Saat itu Fatimah menunggui sang Nabi.
“Maaf, ayahku sedang demam,” jawab Fatimah.
Tetapi, Rasulullah yang tahu bahwa tamu itu adalah malaikat, beliau menyuruh Fatiman mempersilakan. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” Fatimah menahan tangis, sadar akan berpisah dengan ayah tercinta.
Malaikat maut datang menghampiri, lalu mengajak Jibril setelah Rasulullah menanyakannya.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah, suaranya telah melemah.
“Pintu-pintu langit telah dibuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu, ” kata Jibril.
Di saat seperti itu, Rasulullah tetap memikirkan umatnya. Beliau tidak puas dengan jawaban Jibril untuk beliau saja.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini wahai kekasih Allah?” tanya Jibril. “Wahai Jibril, bagaimana dengan nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir, wahai Rasulullah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Setelah itu, sesuai perintah Allah, malaikat maut perlahan-lahan mencabut ruh Rasulullah. Fatimah dan Ali yang duduk di dekat Nabi tak kuasa menahan air mata. Bahkan Jibril juga tak "tega." Namun, Rasulullah justru meminta agar beliau menanggung sakaratul maut umatnya.
“Ya Allah, dahsyat nian sakaratal maut ini, biarlah aku menanggung sakaratul maut ini, jangan (beratkan sakaratul maut) pada umatku," pinta Rasulullah. Setelah berwasiat “Ummatii, ummatii, ummatiii!” beliaupun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Sang Nabi terakhir yang sangat mencintai umatnya itupun menghadap Allah untuk selamanya. Fatimah dan Ali tak kuasa menahan duka dan kesedihan.
Kita pun sangat pantas bersedih, bahkan di saat kita belum melakukan apapun untuk Islam, Rasulullah telah menanggung (sebagian) sakitnya sakaratul maut kita.
http://www.bersamadakwah.com/2013/01/ceramah-maulid-nabi-3-pengorbanan.html
Langganan:
Postingan (Atom)